Wednesday, April 8, 2009

hari-hariku seorang rais

Suatu saat dan ketika
Rasa bangga hadir tanpa dipinta
Kerana aku ketuanya dan punya kuasa
Bisa juga mengarah, menentu, melaku segala
Namun pantas tersedar dari lamunan alpa
Mengapa hanya dikejar dunia yang hanya sementara
Sedang bekalan untuk di sana tak seberapa
Amanah ditanya membisu di mahsyar sana
Terpikul dibahu untuk mengubah lebih sempurna

Suatu saat dan ketika
Aku tak mampu untuk berdiri
apatah lagi untuk gagahkan diri
menongkah arus gelombangnya tak berhenti
walau untuk yakin pada diri
terduduk lumpuh peritnya diuji
air mata jatuh tak mampu dibendung lagi
pantas ku bangkit teringat janji terpateri
sedarku dugaan itu tanda kasihMU
sekadar menguji iman di hati
tak mahu jauh dari hamba disayangi
rindu rintihannya setiap hari

Suatu saat dan ketika
hampa jiwa musnah harapan terbina
tika tiada siapa memahami jiwa
kerana hadafku ingin mengislah mereka
dipandang sepi, disalah erti cuma
tak berniat merobek, apatah lagi mengguris jiwa
mungkin kerna mahu yang sempurna
hingga terlupa masih ada hati yang perlu dijaga
ku genggam azam aku bisa merubahnya
walau bukan semua hati bisa ku puaskannya

Suatu saat dan ketika
jauh tersimpan di sudut kalbu
mahu mereka faham tanpa makna bercelaru
kita umat yang jitu mampu bersatu menuju YANG SATU
tapi ini semua khayalan biru
jika nafsu yang menjadi tuhan barumu
leka dengan dunia yang buat hidup haru-biru
mengapa dipilih jalan yang kelabu
sedang petunjuk menanti dihadapanmu

Suatu saat dan ketika
hati hiba mengenangkan
amanah yang tak bisa kusempurnakan
tak mampu mendidik jiwa penuh ketaatan
tak bisa membawa kepada yang disyariatkan
sedih hati mengenang siapa diri
insan yang tak berdaya harunginya sendiri
YA ALLAH tabahkan jiwaku menyeru ke jalanMU


Suatu saat dan ketika
Aku sedar aku hanya penyeru
Menyeru kepadaMU YANG SATU
TAPI
Aku bukan penghukum
Sedarku hati mereka milikMU
Aku bisa berkata, mengajak, menyeru
Namun mengubahnya aku tak mampu
Hanya mampu berserah kepadaMU..

No comments:

Post a Comment