Friday, July 3, 2009

DIAM!

Biarkanlah Hati Ini Yg Berbicara....!

Sejenak biarkanlah hati ini yang berbicara. Tutup rapat mulut kita.
Hentikan segala kata yang terlalu banyak mengeluarkan sangkalan dan alasan yang sebahagian besar bukanlah kesungguhan. Hanya alasan yang memberi pernyataan legalitas atas kesalahan, kealpaan dan kelalaian yang telah dilakukan. Mulut yang terlalu sering berkata tanpa rasa, senang membicarakan aib orang lain, sehingga aib diri terlupakan. Terlalu sering bercanda, dan tak bermakna. Jarang tilawah dan basah kerana dzikir kepada-Nya.
Hingga hilang kata-kata hikmah itu dari mulut kita.

Sejenak, berikan kesempatan hati ini yang mendengar untuk menyatakan apakah yang kita lakukan adalah suatu keridhaan-Nya atau hanya keinginan-??keinginan yang diselimuti nafsu tersamarkan. Jauhkan telinga kita dari suara-suara yang akan mempengaruhi keternyataan hati nurani dan fikiran.
Suara yang membisikkan berbagai tawaran kesenangan yang akan melenakan hati dan menjauhkan diri dari rasa rindu
untuk mendengarkan lantunan ayat-ayat suci yang diperdengarkan.

Biarkan hati ini menyatakan rasa
kenapa ia tak lagi merasa tenteram?

Mungkin telinga ini yang sudah jarang mendengarkan lantunan ayat-ayat suci, dan terlalu sering dan hobi mendengar lagu-lagu yang melenakan, atau? Mendengar aib sudah menjadi kebiasaan?

Sejenak, lihatlah ke dalam lubuk hatimu yang terdalam. Mungkin mata ini yang terlalu sering melihat kejelekkan orang lain, sehingga bejatnya diri tak lagi nampak dan terlupakan. Mata ini sudah jenuh dengan beribu, bahkan mungkin tak terhitung lagi, maksiat yang telah diperbuat.

Renungkan atas apa yang telah tubuh ini kerjakan.
Tangan ini? Sudahkan ia mampu meringankan beban orang lain. Kaki ini, mungkin lebih sering melangkah pada jalan yang tak diridhai-Nya. Otak kita yang kita anggap sangat brilian, berapa banyak yang digunakan untuk memikirkan kemajuan Islam, dakwah dan kemaslahatan ummat? Tidak hanya memikirkan hal duniawi dan masa depan diri sendiri. Egoisme untuk mencapai keinginan dan cita-cita masa depan mengalahkan cita-cita dakwah untuk mencapai kejayaan Islam.

Diam, biarkan hati ini berbicara dengan Rabbnya. Singkirkan fikiran duniawi dan bermunajatlah. Istirehatkan ragamu, dari berbagai aktiviti yang menyita dan menguras tenagamu, memaksamu untuk terus bergerak.
Tapi, untuk sejenak, diamlah.

Pasrahkan seluruh jiwa dan ragamu hanya kepada-Nya. Sujudlah, biarkan air mata membasahi keringnya hatimu, membasuh raga yang penuh dosa. Suatu bentuk pengakuan dosa dan kepasrahan hamba.

Renungkanlah! Tutuplah mata, biarkan hatimu yang menatap. Nurani akan melihat sesuatu dari sudut pandang kebenaran hakiki, tuntunan Illahi. Jagalah hati ini, supaya ia tetap bisa melihat kebenaran di rimbun kemunafikkan agar diri ini mampu melawan segala bentuk ketidakadilan, agar mulut ini mampu berkata kebenaran, agar raga mampu menumpas kezaliman, sampai nyawa meninggalkan raga?

No comments:

Post a Comment